Assalamualaikum.
Hei, i'm back! Kali ini mau ceritain perjalanan saya menuju Linggarjati. Linggarjati ini nama daerah di Kuningan juga. Tepatnya di Cilimus, Kabupaten Kuningan. Saya sering lewatin kalo jalan dari Cirebon ke arah Kuningan. Daerah ini selalu macet ketika lebaran. Saya ga pernah sekalipun kesana karena pasti ga ada yang mau diajak kesana tiap lebaran. Tapi tahun ini cukup beda. Saya merajuk kepada ayah saya untuk mengantarkan saya kesana. Penasaran dong saya sama Linggarjati. Apalagi nama Linggarjati selalu disebut di setiap buku sejarah karena ada Perjanjian Linggarjati. Alhamdulillah, kali ini ayah saya mau mengantarkan saya. Perjalanan ini sekaligus juga ingin mengantarkan ibu saya yang mau reuni bersama teman-teman smp-nya. Selesai mengantarkan ibu saya, lalu ayah saya, saya dan Mamas lanjut ke Linggarjati.
I was so impressed with the view. Mashaa Allah, indah banget. Gunung Ciremai bener-bener keliatan jelas. Linggar Jati ini memang di kaki Gunung Ciremai, sehingga menjadi jalur pendakian awal bagi yang ingin mendaki Gunung Ciremai. Karena tujuan kami ke Museum Perjanjian Linggar Jati, maka kami berhenti tepat di depan museum lalu parkir. Selain museum, ada juga wisata rekreasi lain seperti kolam renang ataupun taman-taman, tapi kami tidak pergi kesana.
First thing to do. Mengagumi Gunung Ciremai. Take a deep breath, menghirup sebanyak-banyaknya udara bersih. Tentunya foto-foto, haha. Sehabis itu, kami masuk ke Museum. Harga tiket masuk ke museum cukup 2 ribu saja per orang. Lalu kami membaca-baca informasi yang tertera di museum. Tak lama berselang, ada guide yang memandu kami. Mungkin melihat antusiasme kami akan museum, jadilah ia menghampiri kami.
Museum Linggar Jati ini tadinya rumah pribadi, milik wanita Indonesia yang kemudian menikah dengan orang Belanda. Berganti-ganti kepemilikan, sempat menjadi sekolah dasar, sempat menjadi hotel, hingga akhirnya dijadikan tempat Perjanjian Linggarjati. Intinya berkisar tentang pembentukan RIS (Republik Indonesia Serikat). Remember? Isi perjanjiannya bisa dilihat disini. Selama tour museum, kami dijelaskan berbagai benda-benda yang digunakan selama perjanjian berlangsung. Sebagian besar benda yang ada di museum adalah replika. Benda aslinya kebanyakan hilang. Jadi sewaktu tahun 1950, jaman hidup susah, warga setempat mengambil benda-benda seperti kursi/tempat tidur untuk dipergunakan sendiri. Hanya beberapa saja yang kembali ke Museum. Linggarjati dipilih sebagai tempat perundingan karena letaknya persis diantara Jakarta dan Jogjakarta (yang waktu itu menjadi ibu kota sementara RI). Selain itu, orang-orang Belanda juga menyukai daerah Linggarjati ini karena sejuk. Trust me, beneran sejuk dan indah! Banyak orang Belanda yang memiliki tempat peristirahatan di daerah ini dulunya.
Museum ini jauh dari kata seram seperti museum kebanyakan. Museum ini bersih dan terawat. Menurut petugas, ada donatur yang berasal dari Belanda, yaitu keturunan pemilik rumah yang lama. Setelah tour berakhir, kami bersantai di halaman belakang museum. Waaawww, saya berasa bukan lagi main di museum, tapi berasa lagi ada di daerah Puncak. Isinya taman dan pohon cemara. Anak-anak kecil yang diajak berkunjung ke museum sangat senang dengan adanya taman ini, mereka berlari dan melompat kesana kemari di taman ini. Hihi senangnya.
Oiya, petugas di museum tidak meminta tip, tapi ada baiknya pengunjung memberikan tip sukarela kepada petugas. Bukan tanpa alasan, petugas museum dapat menjelaskan sejarah dengan sangat jelas. Bermanfaat sekali. Setelah puas berkunjung ke museum, kami mencari sarapan. Tepat di sebrang museum, di dekat tempat parkir, ada banyak warung yang menawarkan makanan. Saya sendiri makan gado-gado. Tak lupa untuk mencoba seblak. Abis gitu ngobrol aja sama akangnya nanyain bumbu seblak, suami saya ga kira-kira doyannya sama seblak, haha. Alhamdulillah dapet ilmu baru bumbu seblak. Yang kocak, sempet-sempetnya kami belanja celana pendek loh di mang-mang pedagang baju yang keliling pas di Linggarjati ini. Udah ah ceritanya, mendingan diliat ya fotonyaa..
perjalanan berangkat
kaki gunung ciremai with beloved papa
pintu masuk
the history
adore the lamp
kamar delegasi
the garden behind
udah cocok jadi duta Kuningan belom?:p
Jika ada waktu, visit Kuningan ya teman-teman. Wisatanya banyak loh :) :)
*mendadak jadi duta Kuningan*
Wassalamualaikum
Wassalamualaikum
foto-fotonya baguss..langitnya jg cerah dan bersih!!! ampe lupa akan kehadiran si neng duta wisata hahaha
ReplyDeleteiya neng, aku juga terkagum-kagum sama langit di Kuningan, cerah!!
Delete*lalu menatap nanar kelamnya langit di kota sendiri*
Ya ampun.. ini Putri istrinya Ekaaaa.. hihihi, bahkan di perblogan dunia ini sempit bangeeet..
ReplyDeleteAku tmn seangkatan Eka di PPS, salam buat Eka yaa..
Aniweiii.. seru kayaknya liburannya. Aku baru tahu kalo perjanjian Linggarjati itu di Kuningan.. TFS ya saay..
Mba Pritaaa..haloooo!hihihi lucu amat sih malah ketemu di blog..iya mba siapp nanti kusalamin yaa :)
DeleteThx for dropping any comment, nanti aku gantian mampir ke blogmu..
Cobain liburan ke Kuningan mbaa, banyak wisatanya :)