Assalamualaikum.
Ayah dan ibu saya termasuk orang lama di gang rumah. Tetangga yang lain usianya tidak jauh berbeda dengan ayah dan ibu saya. Di gang tempat ayah ibu tinggal, rata-rata kondisi SES cukup setara ya karena mereka tumbuh bersama, dari kondisi sulit hingga saat ini sudah memiliki rumah bagus serta mobil bagus. Lingkungan tempat tinggal ayah ibu cukup nyaman menurut saya. Kebanyakan ibu menjadi wanita karir, hanya beberapa orang saja yang menjadi ibu rumah tangga, sehingga jarang sekali ibu-ibu yang berkumpul setiap hari. Jarang ada yang bergunjing di lingkungan ayah ibu. Bertengkar dengan tetangga? Hampir tidak pernah rasanya. Di lingkungan ayah ibu, semua tetangga seperti saudara, tidak keberatan untuk saling berbagi. Saya pun cukup dekat dengan tetangga lainnya, dari orangtua hingga anak-anak mereka yang sepantar dengan saya. Saya menganggap para tetangga yang seusia dengan ayah dan ibu saya sebagai orangtua juga. Seems so comfortable.
Sejujurnya di posting ini saya mau curhat. Ini tentang saya yang terkejut ketika pindah rumah. Di rumah sekarang ini, mostly ibu-ibu di gang adalah ibu rumah tangga. Beberapa rumah juga dijadikan kontrakan beberapa pintu. Hampir setiap saat istigfar dong ini saya. Ga pagi, ga siang, ga sore, ibu-ibu ngumpul aja gitu di gang saya, kadang depan rumah saya. Belum lagi anak-anaknya yang ga kenal waktu main. Yes, setiap hari bising. Wajar sih sebenernya, rumah yang sekarang saya tinggali adalah rumah tipe kecil, lebih kecil daripada rumah ayah dan ibu. SES? Ga rata, yang menengah atas ada, yang menengah bawah banyak. Ada juga yang kerjaannya ngurusin orang lain mulu, bahasa kerennya mah kepo. Dari komenin tong sampah saya, semen rumah saya, sampe nanyain harga servis sofa saya yang dibilang kemahalan. Astagfirullah ada aja.
Saya pun curhat sama suami, seringan nangisnya karena ga betah di rumah karena lingkungannya kurang kondusif. Saya jadi males keluar rumah loh, sampe-sampe saya cuma keluar rumah kalo pas waktu mau kuliah aja. Belanja juga males. Saya sampe stock sayur buah per minggu saking malesnya belanja di sekitar rumah. Surely, saya takut. Takut diajakin ngobrol ga manfaat, alih-alih nambah dosa kan. Sekarang, cuma ada Fight or Flight. Pilihannya cuma itu. Doakan saya bisa fight yaa sama tetangga-tetangga yang begitu.
Muliakan tetanggamu, idealnya begitu..
Kenyataannya?....
Saya pun curhat sama suami, seringan nangisnya karena ga betah di rumah karena lingkungannya kurang kondusif. Saya jadi males keluar rumah loh, sampe-sampe saya cuma keluar rumah kalo pas waktu mau kuliah aja. Belanja juga males. Saya sampe stock sayur buah per minggu saking malesnya belanja di sekitar rumah. Surely, saya takut. Takut diajakin ngobrol ga manfaat, alih-alih nambah dosa kan. Sekarang, cuma ada Fight or Flight. Pilihannya cuma itu. Doakan saya bisa fight yaa sama tetangga-tetangga yang begitu.
Muliakan tetanggamu, idealnya begitu..
Kenyataannya?....
Comments
Post a Comment