Assalamualaikum.
Seminggu yang lalu, saya migrain. Dadakan migrain. Malam minggu kepala kayak diketok-ketok palu. Sampai minum panadol. Minggu siangnya juga masih migrain. Balik lagi minum obat. Senin-nya udah lumayan sehat tapi lemes. Eh Selasa dini hari saya serasa mau pingsan lagi. Sakit kepala sepanjang malam. Bangunin si papi, minta pijitin, terus minta tolong agar si papi cuti untuk anterin saya ke dokter.
Ke dokter mana? Saya minta anterin si papi ke dokter THT karena migrainnya sampai ke kuping. Astagfirullah. Baru kali itu saya ngerasain sakit kepala sesakit-sakitnya. Mikirnya sinus paling ini. Pagi-pagi ke Hermina dan alhamdulillah ga antri. Begitu diperiksa, kata dokternya everything is fine. Bukan sinus. Bukan juga dari telinga. Cuma flu biasa. Hamdallah.
Terus kami pulang dulu ke rumah. Sampai di rumah, Arsena rusuh, ga mau tidur karena ada papinya. Kesel kan. Yaudah deh mendingan diajak pergi sekalian. Abis Dzuhur, kami memutuskan untuk makan siang di luar. Si Papi mashaa allah baik bener. Tau-tau ngajakin makan siang di RM Pindang Sekanak. Salah satu rumah makan pindang terenak di Palembang. Pindang ini bukan pindang macem di Jakarta yaa. Pindang disini maksudnya ikan/daging yang dimasak kuah semacam sop tapi rasanya asam manis gurih.
RM Musi Pindang Sekanak terletak di daerah Sekanak. Belok kiri di dekat kantor Walikota Palembang, lalu belok kanan dan ikuti jalan saja. Rumah makan-nya ada di sebelah kanan jalan. Yang saya sukai dari daerah Sekanak adalah bangunan tua-nya. Banyak peninggalan Belanda yang tersisa disini. Instagram-able lah kalo kata anak sekarang. Banyak juga rumah tradisional ala Palembang.
Begitu kami sampai di rumah makannya, saya dan pak suami memutuskan untuk pesan Pindang Tulang. Karena lagi bosen makan ikan. Kami tidak perlu menunggu lama. Beberapa saat kemudian, makanan disajikan. Pindang disajikan bersama lalapan dan sambal mangga!
Kuah Pindangnya berwarna hitam. Gurih dan manis. Ada sedikit asam yang tercipta dari tomat kecil. Sedap pokoknya mah. Jangan lupa sambal mangga untuk menambah citarasa asam pedasnya. Yang paling bikin jatuh cinta, lalapannya buanyaak. Ada terong, kemangi, dan timun. Lumayan menghibur untuk si anak sunda macem saya hahaha. Untuk makanan penutup, ada pisang yang disediakan gratis, enak kaaan. Oiyaa, warung makannya tradisional loh. Kayu-kayu gitu. Berasa banget etniknya.
Harganya berapa? Duh berapa ya. Kayaknya sekitar 35ribu. Saya ga tau karena si papi yang bayar huahahaa. Pokoknya salah satu warung pindang yang harus dikunjungi kalo main ke Palembang yaaa.
Comments
Post a Comment