Assalamualaikum.
Sejujurnya, saya menikmati kepindahan kami ke Palembang. Yang pertama, makanan disini enak-enak. Yang kedua, kami masih punya hiburan selain main ke mall. Hampir setiap wiken, kami main ke komplek Pertamina Plaju untuk bermain bola di lapangan bola (beneran). Lainnya, kami sempat main ke Hutan Kota Punti Kayu. Saya tertarik main kesana karena penampilan di web sangat menarik. Hutan pinus dengan berbagai fasilitas.
Kami tertarik untuk main ke hutan kota ini karena kami merindukan angin sepoi-sepoi. Sampai di hutan, ternyata sama saja, tetep panas lembab khas Palembang. Kami pergi kesana sekitar sebulan yang lalu dengan berbekal google maps. Hutan Punti Kayu sendiri terletak di pinggir jalan sehingga sangat mudah mencarinya. Tiket masuknya saya lupa berapa yang pasti terbilang murah. Awalnya.
Kami memutari area hutan menggunakan mobil pribadi. Hutannya sendiri sangat luas. Ada beberapa area yang bisa dikunjungi seperti kebun binatang mini, waterpark, jembatan gantung, dan area bebas. Mau berhenti dimanapun, tetap saja penuh dengan monyet yang berkeliaran. Kami memutuskan untuk masuk ke kebun binatang mini. Tiket masuk kebun binatang mini @10.000. Sampai di dalam, kami kecewa. Kebun binatang mininya tidak menarik sama sekali. Binatangnya kurus-kurus dan terlihat tidak terawat :( Di dalam kebun binatang pun tidak ada penjaga sehingga kami cukup was-was takut ada binatang yang lepas. Binatangnya sendiri tidak terlalu banyak. Ada kuda poni, monyet, ayam, angsa, ular, marmut, komodo (apa sejenisnya?), serta ikan. Kami cuma keliling sekitar 15 menit saja karena memang tidak menarik.
Setelah keluar dari kebun binatang, tadinya kami mau ke area jembatan gantung (plus bisa main bebek-bebekan) tapi ternyata mesti bayar lagi. Padahal kami cuma mau foto di jembatannya. Karena kami lelah, kami akhirnya duduk di gazebo yang ada di area hutan. Dari tempat kami duduk, terlihat jelas sampah berserakan dimana-dimana padahal tong sampah tersedia. Sungguh mencelos rasanya hati. Pengunjung seenaknya membuang/meninggalkan sampah sisa piknik di hutan. Seharusnya, pengelola hutan memberi peringatan mengenai membuang sampah. Peringatan di hutan cuma seputar "awas monyet liar". Padahal menurut saya, lebih liar pengunjung yang buang sampah sembarangan :(
Sembari meluruskan kaki yang pegel, kami melihat monyet-monyet yang berseliweran. Ada yang lagi manjat pohon, manjat kabel, dan ada juga yang lagi nyusuin anaknya. Kami langsung cekikikan. Persis banget Arsena kalo lagi breastfeeding Lucu banget monyet kecil, warnanya masih abu-abu..
Setelah puas selonjoran, kami pulang..
Beberapa ini menjadi catatan kami :
- Tiket masuk yang murah akan terasa mahal karena setiap wahana akan dikenai biaya masuk lagi.
- Banyak nyamuk di Punti Kayu, oleskan lotion anti nyamuk sebelum masuk (Arsena bentol-bentol parah pulang dari sini)
- Jangan berharap banyak karena kenyataan tidak sebagus di foto
- Bawa makanan sendiri dan makan di mobil aja biar ga digangguin monyet pas makan
- Banyak nyamuk di Punti Kayu, oleskan lotion anti nyamuk sebelum masuk (Arsena bentol-bentol parah pulang dari sini)
- Jangan berharap banyak karena kenyataan tidak sebagus di foto
- Bawa makanan sendiri dan makan di mobil aja biar ga digangguin monyet pas makan
Btw pemerintah Palembang, ada niat ga buat study banding ke Bandung buat bagusin hutan kota ini?:)
*pernah ke Jendela Alam Bandung dan bagusnya lebih lebih lebih dari ini.
*pernah ke Jendela Alam Bandung dan bagusnya lebih lebih lebih dari ini.
See you next post
Wassalamualaikum
Put, aku dulu pas mengunjungi suami juga ke Punti Kayu dan kecewa sama kayak dirimu. Huhu. Udah ke Taman Pelangi belum? Buat jalan2 malam lumayan enak Put suasananya masih bersih dan lebih terawat.
ReplyDeleteHaii Dinn..pernah ke punti kayu juga ya?huhu bener din..bikin kecewa yaa..Taman Pelangi udah tutup Dina..padahal bagus ya katanya..makin dikit aja ini wisata selain Mal :(
Delete