Kata-kata belum ditulis pun saya sudah meneteskan airmata.
Adalah pagi ini, pagar rumah saya diketuk. Ternyata ayah saya yang menyempatkan diri mampir ke rumah untuk sekedar melihat keadaan saya. Memastikan bahwa saya sehat. Mengantarkan martabak buatan ibu saya. Menanyakan apakah suami saya jadi tugas keluar kota atau tidak. Jika ya, ayah saya siap menjemput saya untuk pulang.
Seperti biasa, jika sudah berdua saya, pastilah ada sesi sarapan bersama. Kami pergi ke pecel madiun favoritnya. Ayah yang selalu bertanya tentang kuliah saya. Menanyakan rencana saya ke depannya. Memaklumi ketertinggalan saya selama setahun kemarin. Ia cuma berkata "cuma beda setahun kan tesis-nya sama temen-temennya?gpp..". Menghangatkan hati, selalu..
Tak lupa terakhir, selalu dengan tangan terbuka memijit saya. Diselingi dengan nasihat-nasihat jika tak baik terlalu banyak naik turun tangga *lirik jembatan penyebrangan depan kampus*. Ia juga yang suka menghitung tanggal kapan cucu-nya akan lahir.
Sudah, setelah memastikan anaknya baik-baik saja, ia kembali pulang..
NB : Doa adik selalu tercurah untuk Papah..Sehat terus Pah..I love you, and you know it <3
aaaahhh..hatiku menghangattttt :)
ReplyDelete